sport science
A.
Pengertian
Cedera
olahraga dapat diartikan sebagai cedera yang terjadi akibat kegiatan olahraga
baik secara langsung atau tidak langsung, yang mengenai sistem muskuloskeletal
dan semua sistem atau organ lain yang mempengaruhinya sehingga menimbulkan
gangguan fungsi sistem tersebut.
B.
Klasifikasi Cedera
Olahraga
Berdaasarkan waktu terjadinya, cedera olahraga dibagi
menjadi:
1.
cedera akut atau mendadak
2.
cedera kronik menahun
dipandang dari
segi fakor penyebabnya, cedera olahraga dapat dibagi atas :
1.
cedera dengan penyebab luar
/ eksogen
2.
cedera dengan penyebab dari
dalam / endogen
contoh:
seorang atlet yang terkena tendangan oleh lawan tandingnya dapat menimbulkan cedera akut eksogen, atau seoarng atlet yang kurang / tidak terlatih akan mudah timbul terkilir atau menderita robekan selubung otot sehigga cedera yang dialaminya termasuk cedera akut endogen.
seorang atlet yang terkena tendangan oleh lawan tandingnya dapat menimbulkan cedera akut eksogen, atau seoarng atlet yang kurang / tidak terlatih akan mudah timbul terkilir atau menderita robekan selubung otot sehigga cedera yang dialaminya termasuk cedera akut endogen.
Pengelompokan
cedera juga dapat dibuat menurut sudut
pandang tertentu yang biasanya terkait dengan kepentingan tertentu. Untuk mengetahu
derajat keparahan cedera, pengelompokan cedera sering dikelompokan berdasarkan
jenisnya, yakni goresan, laserasi, sprain, strain, dislokasi, fraktur, dan
lain-lain.
C.
Faktor Risiko Cedera
Olahraga
Faktor risiko
cedera olahraga merupakan kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya cedera
olahraga. Kondisi tersebut dapat berasal dari luar tubuh (eksogen) dari dalam
tubuh sendiri (endogen).
Faktor-faktor
eksogen meliputi:
1.
(pemberian beban latihan
yang tida proporsional)
Dahulu orang beranggapan bahawa pelatih yang baik
adalah pelatih yang dapat membuat atlet yang dilatihnya mengalami muntah atau
pusing selama melakukan sesi latihan. Anggapan tersebut sangat keliru mengingat
bahwa atlet yang dilatih tersebut juag manusia biasa yang tentu memiliki
keterbatasan dalam kemampuan. Seorang pelari maraton putri pernah mengalami
gangguan pertumbuhan fungsi seksual skunder dan mengalami osteoporosis berat
karena pelatihnya memberi sesi latihan yang berat pada masa prapubertas.
2.
(peralatan olahraga)
Pusat-pusat kebugaran di daerah perkotaan kebanyakan
menggunakan alat-alat kebugaran luar negeri, yang belum tentu cocok digunakan
secara ergonomis. Alat yang didatangkan dari luar negeri tesebut dirancang
untuk digunakan oleh pelaku olahraga di negara tempat alat tersebut diproduksi.
Ukuran antropometri tubuh yang berbeda antara orang di negara alat itu
diproduksi dengan orang di negara pengguna alat tersebut dapat mendatangkan
masalah. Masalah tersebut berisiko menimbulkan cedera. Prbedaan daya ungkit
alat membaut pembebanan pada otot menjadi tidak proporsional. Alat-alat
proteksi tubuh yang digunakan untuk melindungi bagian-bagian tubuh tertentu
juga berperan dapat menimbulkan cedera.
contohnya:
ukuran alat yang terlalu besar atau sempit juga beresiko menmbulkan cedera. Genital protector yang terlalu kecil dapat menimbulkan kompresi pada alat kelamin, atau bila ukuran alat tersebut terlalu besar, cedera dapat timbul akibat pergeseran alat yang yang terlalu leluasa.
penggunaan sepatu ahrus cocok denganjenis olahraga yang diikuti. Sepatu telah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik gerakan dasar pada cabang olahraga tersebut. Contonya, sepatu olahraga basket dirancang dengan sol yang lebar dan memiliki peredam serat menutupi mata kaki untuk mengurangi resiko timbulnya cedera pada kaki dan pergelangan kaki. Penggunaan sepatu yang sudah aus atau telapak yang tidak rata akan menggeseer titik pembebanan yang diterima oleh sendi pergelngan kaki dan lutut dari titik tengah. Pembebanan yang tidak proporsional tersebut akan memperberat beban yang diterima pada sisi sol yang telah tipis.
3.
(fasilitas tempat latihan)
Keberadaan fasilitas tempat olahraga yang memadai akan
mengurangi kemungkinan terjadinya cedera. Fasilitas olahraga meliputi semua
sarana yang berkaitan dengan olahraga.
4.
(jenis olahraga)
Olahraga tertentu tidak dipugkiri memiliki risiko yang
lebih besar dibanding dengan olahraga lainnya. Contonya, olahraga tinju
memiliki resiko yang sangat tinggi dalam menimbulkan cedera yang disebabkan
atuaran olahraga tersebut, yaitu poin yang besar akan diperolah bila si petinju
behasil mendaratkan pukulannya di kepala lawannya.
hal yang perlu disikapi dalam menghadapi persoalan tersebut adalah melakukan upayanuntuk menekan atau paling tidak mengurangi tingkat keparahan cedera yang dapat timbul pada olahraga beresiko tersebut.
hal yang perlu disikapi dalam menghadapi persoalan tersebut adalah melakukan upayanuntuk menekan atau paling tidak mengurangi tingkat keparahan cedera yang dapat timbul pada olahraga beresiko tersebut.
Faktor rsiko endogen meliputi :
1.
(riwayat penyekit pada
keluarga)
Penyakit keturunan atau familial tertentu sangat berpotensi menimbulkan cedera
yang serius. Pasien hemofilia akan berpeluang besar mengalami perdarahanyang
tidak terkontrol, jika ia menggelitu olahraga kontak penuh, seperti tinju,
karate, pencak silat, dan sebagainya.
2.
(kondisi fisik umum yang
buruk)
Kondisi fisik umum yang buruk dapat disebabkan oleh
serangan panyakit atau karena latihan yang berlebihan sehingga menibulkan
kelelahan. Kelelahan akan diperparah dengan asupan gizi yang tidak memadai atau
kurang dari kebutuhan normal yang diperlukan. Pemeliharaan kondisi fisik
diperlukan selama kegiatan olahraga ditekuni, tertutama saat pertandingan. Kondisi
fisik yang buruk menyebabkan kemampuan atlet tidak berada pada keeeaaadaan
maksimal.
3.
(usia)
Pada usia lanjut, terjadi penurunan kemampuan fungsi
sistem tubuh secara bertahap. Hal yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa
penurunan tersebut akan memudahkan timbulnya cedera saat beraktivitas fisik.
4.
(kebugaran jasmani)
Tingkat kebugaran jasmani yang baik memberikan jaminan
bahwa kegiata latihan fisik yang dilakukan menimbulkan kelelahan yang bermakna.
Kenyataannya yang ditemukan adalah bahwa kegiatan olahraga yang dilakukan akan
meningkatan kebgaran jasmani. Pemberian latihan perlu mempertimbangkan kondisi
kebugaran jasmani seseorang untuk menentukan volume latihan yang tepat. Cedera umumnya
terjadi bila volume latihan yang diberikan melebihi kemampuan jasmani
seseorang. Cedera dapat timbul bukan pada saat setelah melakukan latihan,
tetapi terjadi belakangan karen abeban yang berlebih selalu diterima tanpa
melakukan evaluasi seusai melakukan latihan. Cedera ini dekenal dengan cedera
kronis akibat kelebihan beban yang diterima tubuh dalam jangka yang cukup lama.
5.
(jenis kelamin)
Beberapa jenis cedera hanya terjadi pad jenis kelamin
tertentu. Trauma pada buah zakar hanya tejadi pada pria, atau sebaliknya, pria
tentu tidak akan mengalami robekan vagina. Pemberian alat-alat proteksi khusus
pada daerah genital yang diwajibkan oleh cabang olahraga tertentu mengurangi
timbulnya cedera olahraga pada atlett. Selain itu, perbedaan bobot pukulan
antara pria dan wanita membuat kemungkinan timbulnya cedera pada pukulan pria
menjadi lebih besar dan tinkat keparahannya juga lebih besar ketimbang dari pukulan
wanita.
6.
(riwayat cedera sebelumnya)
Cedera yang dialami pada masa lampau memberikan
peluang yang lebih besar untuk timbulna cedera serupa di tempat yang sama. Peluang
ini akan semakin besar bila penata laksanaan cedera pertama tidak adekuat dan
menyeluruh.
7.
(persiapan menghadapi
kompetisi)
Kompetisi merupakan kesempatan untuk menunjukkan performa
sebagai hasil latihan yang dilakukan sebelumnya. Saat kompetisi berjalan, atlet
memerlukan persiapan yang pima. Persiapan tersebut meliputi persiapan fisik,
teknik, strategis dan yang terpenting adalah persiapan mental.
sumber : buku "ILMU KEDOKTERAN OLAHRAGA" karangan dr. Afriwardi, Sp.Ko
Pengen banget nyoba makanan ini, berpaan harganya kak.
BalasHapusInfo
keren banget pak
BalasHapus